Rabu, 08 Januari 2014

PENDIDIKAN SENI BUDAYA DI SD


PENDIDIKAN SENI BUDAYA DI SD
Berbicara mengenai mata pelajaran di sekolah khususnya SD, pada kurikulum KTSP, terdapat sejumlah mata pelajaran yang salah satunya mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan. Jika diamati uraian bahasannya, mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan ini terdiri atas bahan ajaran yang di dalamnya mencakup pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari dan seni ketrampilan.
Akan tetapi yang sangat disayangkan, penerapan pembelajaran musik dirasa kurang maksimal. Hal ini didukung oleh beberapa faktor dari guru sendiri dan dari sarana dan prasarana musik yang ada di sekolah khususnya di sekolah desa.
Banyak guru dan orang tua anak baik itu yang belajar disekolah formal ataupun informal yang memandang sebelah mata tentang pendidikan musik. Sehingga apabila anaknya memiliki kekurangan pada mata pelajaran tertentu, maka orang tua menganggap anaknya “kurang pandai”, tetapi apabila anak memiliki nilai bagus pada mata pelajaran seni baik itu seni musik, seni rupa atau seni tari, orang tua menganggap hal tersebut bukan yang luar biasa, padahal anak tersebut mempunyai potensi dalam mata pelajaran tersebut yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Nah, disinilah perlunya kesadaran guru dan orang tua untuk mengetahui potensi apa yang terdapat pada anak-anaknya.
Padahal apabila diteliti lebih lanjut, menurut para ahli, pendidikan musik merupakan sarana yang paling efektif bagi pendidikan kreativitas. Pendidikan musik juga dapat menjadi sarana pendidikan afektif untuk menyalurkan emosi dan ekspresi anak. Selain itu, pendidikan musik dapat menjadi pendidikan keterampilan. Jadi secara konseptual, pendidikan musik sangat besar peranannya bagi proses perkembangan anak, terutama di Sekolah Dasar.
Musik merupakan sarana yang efektif untuk mengungkapkan ekspresi seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan yang lain. Dengan dilaksanakannya pendidikan kesenian di sekolah, diharapkan siswa akan mempunyai sikap budaya, yaitu sikap dapat menghargai, menghayati, dan mencintai seni atau karya seni sebagai hasil budaya bangsanya. Siswa memiliki pengetahuan, pengalaman, kemampuan berkarya, dan berolah seni musik secara kreatif, serta mampu menghargai hasil karya seni musik yang ada sebagi usaha ke arah pengembangan budaya.
Latihan atau pendidikan musik pada usia muda akan sangat membantu perkembangan pada bagian otak tertentu yang digunakan untuk mempelajari bahasa dan daya nalar. Studi yang dilakukan belakangan ini telah menunjukan bahwa latihan musik dapat mengembangkan kemampuan otak kiri yang dalam tugas sehari-harinya memproses informasi atau bahasa yang masuk ke otak dan pada dasarnya membantu otak tersebut mengalirkan sirkuit tertentu pada otak dengan cara tertentu. Memperdengarkan lagu-lagu yang familiar pada saat menangkap informasi baru cenderung meningkatkan daya tangkap pada anak-anak yang masih muda. Murid-murid yang belajar musik baik secara langsung atau dari media lain cenderung belajar berpikir secara kreatif dan memecahkan masalah dengan cara membayangkan berbagai alternatif solusi yang ada, sehingga menolak ketentuan dan asumsi yang berlaku. Terdapat pula hubungan yang sangat erat antara musik dan daya nalar spasial (spatial intelligence – kemampuan untuk menangkap informasi tertentu dengan cepat dan dapat membuat gambaran secara mental atas hal-hal yang dilihat). Intelegensia seperti ini, dimana seseorang dapat memvisualisasikan berbagai elemen pada saat bersamaan sangat penting fungsinya untuk banyak hal dari menyelesaikan tugas matematika yang kompleks sampai pada kemampuan untuk mengingat apa saja yang akan diperlukan untuk dimasukkan dalam tas sekolah pada hari itu.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, proses belajar seni musik harus meliputi tiga bidang yaitu:
1. Bidang belajar pengetahuan atau kognitif
2. Bidang belajar nilai dan sikap atau dinamik – afektif
3. Bidang belajar ketrampilan atau sensorik – psikomotorik.
Hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenalkan musik kepada siswa SD khusunya diantaranya :
1. Pengenalan unsur-unsur musik
a. Unsur musik pokok; yang terdiri dari: irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu.
b. Unsur ekspresi; yang terdiri dari: tempo, dinamik, warna nada, cara memproduksi nada, istilah ungkapan.
2. Kegiatan pengalaman musik
Berbagai kegiatan pengalaman musik yang diapresiasikan di SD diantaranya:
a. Mendengarkan musik; Kegiatan mendengarkan musik perlu disediakan kaset-kaset yang berisi komposisi musik terpilih, kaset-kaset kosong untuk praktek, dan tape recorder. Jika memungkinkan VCD agar apresiasi musik anak semakin tinggi.
b. Bernyanyi; kegiatan ini dapat dilakukan dengan menyanyikan lagu daerah, lagu anak yang sering didengar, lagu nasional; dan kadang latih anak dengan lagu yang menggunakan bahasa Inggris.
c. Bermain musik, bergerak mengikuti musik; kegiatan ini dapat dilakukan dengan memainkan alat musik seperti rekorder, pianika, organ, piano, dan lain-lain. Dilanjut dengan penambahan unsur estetik berupa gerakan yang disesuaikan dengan lagu dan musik yang mengiringi.
d. Membaca musik; dapat dilakukan dengan menyediakan lagu daerah, lagu nasional, dan sebagainya kemudian dibacakan not dan solmisasinya.
e. Kreativitas anak; hal yang diharapkan setelah pembelajaran musik bagi anak SD, yaitu dengan mengembangkan kreatifitasnya, seperti menciptakan lagu sederhana lengkap dengan not kemudian dimainkan sendiri. Hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan bagi tingkat siswa SD. Karena kemampuan mereka lebih pesat untuk mempelajari kegiatan seperti ini.
Demikian sekelumit mengenai pentingnya pendidikan musik untuk anak SD. Dengan adanya musik akan menambah daya kreativitas anak baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Biarkan anak untuk mengekspresikan dirinya melalui musik. Karena dengan musik maka akan tercipta hal-hal baru pada diri anak. Kesimpulan yang dapat kita petik adalah, bahwa pembelajaran musik di SD adalah kegiatan aktif dalam pengalaman musik. Pembahasan unsur-unsur musik disampaikan bersamaan dengan kegiatan pengalaman musik dengan cara alamiah bernyanyi, bermain, bergerak, dan analisis lagu model jika kajian teoritis

Selasa, 07 Mei 2013


ALAT PERAGA
1.        Pengertian Alat Peraga
Pengertian alat peraga pendidikan /alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.
2.        Tujuan Alat Peraga Pendidikan
Alat peraga pendidikan akan membantu dalam melakukan penyuluhan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan dengan jelas dan tetap pula. Untuk memudahkan penjelasan dari sebuah teori memang akan sangat membantu jika didukun oleh alat peraga pendidikan sesuai disiplin ilmu
3.      Jenis-jenis alat peraga
a.       Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b.      Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c.       Papan tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d.  Boks pasir
Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan  boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa.

4.      Kelebihan Dan Kelemahan Alat Peraga
Kerlebihan Alat Peraga
  • Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
  • Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
  • Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan 
  • Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Kekurangan Alat Peraga
  • Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru.
  • Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan 
  • Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Menurut Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
  1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
  2. Bentuk dan warnanya menarik.
  3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
  4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
  5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
  6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
  7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
  8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
  9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
  10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).

MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
2.      Fungsi Media Pembelajaran
a.    Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik
b.    Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
c.    Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
d.   Media menghasilkan keseragaman pengamatan
e.    Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
f.     Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
g.    Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
h.    Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
3.      Jenis Media Pembelajaran
·      Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
·      Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
·      Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
·      Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
4.      Tujuan Media Pembelajaran
·         mempermudah proses belajar-mengajar
·         meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
·          menjaga relevansi dengan tujuan belajar
·         membantu konsentrasi siswa
Sumber :
·         Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 1991. Media Pengajaran, Sinar Baru  Algensindo:Bandung
·         http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html


ASSESMEN KINERJA

1.      Pengertian Assesmen Kinerja
Assesmen Kinerja yaitupenilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melaluiproses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk.
Assesmen ini cocok untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Kefiatan tersebut dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya.
Assesmenini melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan injuk keterampilan tertentu atau penciptan hasil yang telah ditentukan. Karena itu metodologi assesmen ini member peluang kepada guru untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui assesmen ini guru dapat mengamati siswa saat mengerjakan tugas serta menilai tingkat penugasan yang dicapai siswa.
2.      Pengelompokan Assesmen Kinerja
a.  Assesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas.
b. Assesmen kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secar berkelompok.
c.  Assesmen kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individu.
3.      Fase Assesmen Kinerja
1.    Fase 1 Mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan kinerja apa saja yang akan dinilai.
2.    Fase 2 mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan tahapberikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat mncul.
3.    Fase 3 melakukan penskoran dan pencatatan hasil.
Dalam penskoran penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar factor subjektifita dapat diperkecil dan hasilnya lebih akurat.




ASSESMENPORTOPOLIO

1.      Pengertian Assesmen Portopolio
Assesmen Portopoio adalah  penilaian terhadap kumpulan berkas sebagai bukti fisik setiap aktivitas siswa selama dan sesudah pembelajaran, bisa berupa dokumen hasil tes, tugas-tugas, hasil karya, catatan tentang sikap-minat, ketrampilan, dan kompetensi siswa. Assesment ini merupakan  salah satu bentuk penilaian autentik yang diadaptasi secara luas di sekolah-sekolah saat ini. Diane Hart mendefinisikan portofolio sebagai "sebuah wadah yang memegang bukti keterampilan individu, ide, minat, dan prestasi." Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara sistematik.
2.      Fungsi Assesmen Portopolio
Ø  Sebagai dokumentasi kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
Ø  Utuk mengetahui bagian-bagian yang perlu untuk diperbaiki
Ø  Untuk membangkitkan kepercayaan diri dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Ø  Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.\
3.      Keuntungan Assesmen Portopolio
1.      Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
2.      Menekanakan pada hasil pekerjaan  terbaik
3.      Siswa dapat memberikan pengaruh positif dalam pembelajaran.
4.      Memberikan motivasi yang lebih besar terhadap siswa
5.      Memberikankesempatan  terhadapsiswa untuk bekerja sesuai individu.
6.      Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa terhadap siswa itu sendiri, orangtua, dan pihak yang terkait.
4.      Cara pelaksanaan Assesmen Portopolio
Cara yang akan dipakai harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya contoh-contoh pekerjaan tersebut disimpan dalam  satu tempat khusus untuk setiap suiswa. Ketika diperlukan portopolio siswa dapat digunakan dengan mudah.
5.        Bentuk-Bentuk Assesmen Portopolio
1.      Catatan anecdotal, yaituberupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa khususnya selama  berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran  ini  memuat identitasyang akan diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadian,
2.      Ceklis atau daftar cek yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuab perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3.      Skala enilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa.
4.      Respon-respon siswa terhadap pertanyaan.
5.      Tes skrining yang berfungsi untuk mengidentifikasikan keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan.
6.      Langkah-langkah Menerapkan Portopolio
1.      Tahap persiapan, meliputi :
a.       Menentukan jenis portopolio yang akan dikembangkan.
b.      Menentukan tujuan penyusunan portopolio.
c.       Memilih kategori-kategori pekerjaan  yang  akan  dimasukkan  dalam  portopolio.
d.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portopolio.
e.       Guru mengembangkan rubric yang akan menyekor pekerjaan siswa.
2.      Mengatur Portopolio
Diatur  sesuai  kesepakatan selama  satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas akan dijadikan buktu dalam portopolio. Tugas-tugas yang akan dijadikan dokuen harus sesuai dengan tujuan portopolio. Kemudian ditata dan diorganisir sesuai dnegan cirri khaspribadi masing-masing
3.      Pemberian Nilai  Akhir Portopolio
Aspek yang dinilai meliputi isi portopolio, dan kelengkapan portopolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang, dan perencana (siswa dan guru), daftar isi dan refleksi diri.

ALAT PERAGA
1.        Pengertian Alat Peraga
Pengertian alat peraga pendidikan /alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.
2.        Tujuan Alat Peraga Pendidikan
Alat peraga pendidikan akan membantu dalam melakukan penyuluhan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan dengan jelas dan tetap pula. Untuk memudahkan penjelasan dari sebuah teori memang akan sangat membantu jika didukun oleh alat peraga pendidikan sesuai disiplin ilmu
3.      Jenis-jenis alat peraga
a.       Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b.      Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c.       Papan tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d.  Boks pasir
Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan  boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa.

4.      Kelebihan Dan Kelemahan Alat Peraga
Kerlebihan Alat Peraga
  • Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
  • Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
  • Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan 
  • Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Kekurangan Alat Peraga
  • Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru.
  • Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan 
  • Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Menurut Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
  1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
  2. Bentuk dan warnanya menarik.
  3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
  4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
  5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
  6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
  7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
  8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
  9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
  10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).

MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
2.      Fungsi Media Pembelajaran
a.    Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik
b.    Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
c.    Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
d.   Media menghasilkan keseragaman pengamatan
e.    Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
f.     Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
g.    Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
h.    Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
3.      Jenis Media Pembelajaran
·      Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
·      Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
·      Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
·      Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
4.      Tujuan Media Pembelajaran
·         mempermudah proses belajar-mengajar
·         meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
·          menjaga relevansi dengan tujuan belajar
·         membantu konsentrasi siswa
Sumber :
·         Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 1991. Media Pengajaran, Sinar Baru  Algensindo:Bandung
·         http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html


ASSESMEN KINERJA

1.      Pengertian Assesmen Kinerja
Assesmen Kinerja yaitupenilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melaluiproses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk.
Assesmen ini cocok untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Kefiatan tersebut dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya.
Assesmenini melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan injuk keterampilan tertentu atau penciptan hasil yang telah ditentukan. Karena itu metodologi assesmen ini member peluang kepada guru untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui assesmen ini guru dapat mengamati siswa saat mengerjakan tugas serta menilai tingkat penugasan yang dicapai siswa.
2.      Pengelompokan Assesmen Kinerja
a.  Assesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas.
b. Assesmen kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secar berkelompok.
c.  Assesmen kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individu.
3.      Fase Assesmen Kinerja
1.    Fase 1 Mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan kinerja apa saja yang akan dinilai.
2.    Fase 2 mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan tahapberikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat mncul.
3.    Fase 3 melakukan penskoran dan pencatatan hasil.
Dalam penskoran penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar factor subjektifita dapat diperkecil dan hasilnya lebih akurat.




ASSESMENPORTOPOLIO

1.      Pengertian Assesmen Portopolio
Assesmen Portopoio adalah  penilaian terhadap kumpulan berkas sebagai bukti fisik setiap aktivitas siswa selama dan sesudah pembelajaran, bisa berupa dokumen hasil tes, tugas-tugas, hasil karya, catatan tentang sikap-minat, ketrampilan, dan kompetensi siswa. Assesment ini merupakan  salah satu bentuk penilaian autentik yang diadaptasi secara luas di sekolah-sekolah saat ini. Diane Hart mendefinisikan portofolio sebagai "sebuah wadah yang memegang bukti keterampilan individu, ide, minat, dan prestasi." Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara sistematik.
2.      Fungsi Assesmen Portopolio
Ø  Sebagai dokumentasi kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
Ø  Utuk mengetahui bagian-bagian yang perlu untuk diperbaiki
Ø  Untuk membangkitkan kepercayaan diri dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Ø  Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.\
3.      Keuntungan Assesmen Portopolio
1.      Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
2.      Menekanakan pada hasil pekerjaan  terbaik
3.      Siswa dapat memberikan pengaruh positif dalam pembelajaran.
4.      Memberikan motivasi yang lebih besar terhadap siswa
5.      Memberikankesempatan  terhadapsiswa untuk bekerja sesuai individu.
6.      Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa terhadap siswa itu sendiri, orangtua, dan pihak yang terkait.
4.      Cara pelaksanaan Assesmen Portopolio
Cara yang akan dipakai harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya contoh-contoh pekerjaan tersebut disimpan dalam  satu tempat khusus untuk setiap suiswa. Ketika diperlukan portopolio siswa dapat digunakan dengan mudah.
5.        Bentuk-Bentuk Assesmen Portopolio
1.      Catatan anecdotal, yaituberupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa khususnya selama  berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran  ini  memuat identitasyang akan diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadian,
2.      Ceklis atau daftar cek yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuab perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3.      Skala enilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa.
4.      Respon-respon siswa terhadap pertanyaan.
5.      Tes skrining yang berfungsi untuk mengidentifikasikan keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan.
6.      Langkah-langkah Menerapkan Portopolio
1.      Tahap persiapan, meliputi :
a.       Menentukan jenis portopolio yang akan dikembangkan.
b.      Menentukan tujuan penyusunan portopolio.
c.       Memilih kategori-kategori pekerjaan  yang  akan  dimasukkan  dalam  portopolio.
d.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portopolio.
e.       Guru mengembangkan rubric yang akan menyekor pekerjaan siswa.
2.      Mengatur Portopolio
Diatur  sesuai  kesepakatan selama  satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas akan dijadikan buktu dalam portopolio. Tugas-tugas yang akan dijadikan dokuen harus sesuai dengan tujuan portopolio. Kemudian ditata dan diorganisir sesuai dnegan cirri khaspribadi masing-masing
3.      Pemberian Nilai  Akhir Portopolio
Aspek yang dinilai meliputi isi portopolio, dan kelengkapan portopolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang, dan perencana (siswa dan guru), daftar isi dan refleksi diri.